Orasi dan Cinta Iwan Fals di Konser “Nyanyian yang Tersimpan”

Penampilan Iwan Fals sukses menghibur para penggemar di konsernya yang bertajuk “Nyanyian yang Tersimpan” pada Minggu, (16/12/2018) di LiveSpace, SCBD, Jakarta Selatan. Tampil hampir 2 jam lamanya, Iwan Fals berhasil berorasi lewat lagunya yang bernadakan cinta pada malam itu.

E-concert dengan judul “Nyanyian yang Tersimpan” merupakan konser pertama bagi Iwan Fals sebagai solois yang ditayangkan secara streaming. Konser yang disiarkan melalui berbagai platform seperti Max Stream, UseeTV dan UseeTV Go.

Iwan yang udah gak muda lagi menyanyikan lagu-lagu hitsnya dan beberapa tembang non komersilnya kala itu. Konser yang dimulai pukul 20.15 WIB itu emang udah sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar pelantun “Bento” ini.

Sejak sore pukul 17.00 WIB kemarin para calon penonton emang udah meramaikan area LiveSpace di SCBD, Jakarta Selatan. Kebanyakan dari calon penonton merupakan para penggemar berat Iwan Fals sejak dulu bahkan yang paruh baya ada juga lho.

Gate mulai dibuka sejak pukul 19.00 WIB, para penonton pun mulai memasuki area LiveSpace buat menyaksikan langsung penampilan Iwan Fals pada malam itu. Lampu yang masih dalam keadaan mati tetiba menyala dengan munculnya sosok sang legenda Iwan Fals di atas panggung.

Baca juga: Reza hingga MLTR Senandungkan Nostalgia di “World Music Festival 2018”

Penonton pun dibuat histeris dengan kemunculan Iwan yang mengenakan jaket denim warna biru, kemeja putih dan topi hitam di atas panggung. Asal kamu tahu nih, ia pun memulai aksinya tanpa basa-basi dengan membawakan lagu “Terbuka”.

Dengan home bandnya, Iwan Fals asyik menghibur para penonton yang hadir dan udah memadati area konser. Suaranya yang masih khas, sesekali bapak tiga anak ini memainkan alat musik harmonika saat membawakan lagu “Terbuka”. Suasana pun semakin bergelora dan riuh saat dirinya unjuk gigi bermain harmonika.

Mau gak mau para penonton yang hadir malam itu langsung merapat ke depan panggung lho. Gak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut sang legenda. Aksinya yang sederhana di tambah tatanan panggung dan lighting sederhana, lagu-lagu Iwan rasanya sampai pada penonton penuh dengan makna.

Ia pun melanjutkan aksinya nih dengan lagu “Ya Atau Tidak”. Penonton pun dibikin semakin memanas, gak cuma sekali, Iwan Fals juga unjuk kebolehannya dalam bermain harmonika di lagu kedua di konsernya pada malam itu.

Suara beratnya yang khas pun akhirnya menyapa dengan ramah para penonton yang hadir malam itu. “Selamat malam, malam, malam. Assalamu’alaikum,” buka Iwan Fals di atas panggung.

“Ini teman-teman kita di sepuluh negara lihat kita ya? Terutama yang di sini, sama yang di mana-mana, di hape, di rumah, di jalan,” tambahnya seraya tertawa dan disambut tawa penonton.

E-concert ini merupakan pertama kalinya bagi Iwan Fals disiarkan secara live streaming sepanjang perjalanan kariernya sebagai musisi. Iwan yang malam itu terlihat hangat dan ramah pada penonton, dirinya pun mencoba mengingatkan kembali kedua lagu sebelumnya.

“Barusan lagu “Terbuka”, saya buat di tahun 1994. Awal-awal Orde itulah ya Orde Baru ke yang paling baru. Gak berasa ya waktu ya,” ungkap Iwan disambut tawa penonton. 

Iwan Fals emang salah satu penyanyi dikenal dengan lirik-liriknya yang mengkritik Rezim Orde Baru. Gak mau berlama-lama, ia pun melanjutkan aksinya dengan lagu “Aku Sayang Kamu” dan “Nona”.

Baca juga: World Music Festival 2018 Hadirkan Banyak Musisi Lokal dan Internasional

Lagu “Aku Sayang Kamu” mengajak para penonton buat berkaraoke bareng Iwan Fals di konser “Nyanyian yang Tersimpan”. Dua lagu tersebut sukses lho membuat para penonton buat berdendang bersama dan sedikit berjingkrak-jingkrak lantaran alunan musik dan liriknya yang menggemaskan.

Di awal penampilannya, kesan manis dan akrab begitu terasa lho saat Iwan Fals di atas panggung. Suara beratnya yang khas emang berhasil membius kerinduan para penggemarnya dengan lagu-lagu ciamiknya.

Iwan Fals bercerita lewat lagu-lagunya yang menyentil Orde Baru

Iwan Fals bercerita lewat lagu-lagunya yang menyentil Orde Baru, (Mahardian Prawira/MoneySmart.id).

Di konsernya malam itu, Iwan Fals emang banyak menceritakan soal anak, keluarga dan situasi saat kepemimpinan rezim Orde Baru. “Sound gimana aman nih?,” tanya Iwan Fals.

“Lagu berikutnya tentang anak saya nomor dua, Cikal. Tentang sikon dulu, sosial, waktu dia masih dalam perut mamanya,” ungkapnya.

“Tahun 84, agak kacau itu. Cilandak, gedung senjata meledak, terus ada Tanjung Priok, tentang tentara masuk Masjid waktu itu sepatunya,” kenangnya.

“Sempat saya rekam agak serius, tapi sama label jangan yang ini deh, yang lain aja. Judulnya “Annisa”. Ini lebih tua daripada “Terbuka” tadi,” tambahnya.

Lagu “Annisa” pun dibawakan begitu ciamik oleh Iwan Fals di e-concert “Nyanyian yang Tersimpan”. Liriknya yang mellow berhasil bikin para penonton menyanyikan sedikit bait dari lagu ini lho. “Sekarang Cikal yang bikin acara ini, ngajak bapaknya keliling ke mana-mana,” ucapnya di atas panggung.  

Baca juga: Udah Gak Muda Lagi, Apa Rahasia God Bless Eksis Hampir 45 Tahun?

Gak cuma cerita soal anaknya, Iwan Fals pada malam itu nampaknya emang terlihat manis banget dengan mengenang pertemuan dirinya bersama sang istri, Ros. Penonton pun dibuat tergelitik dengan ucapan Iwan Fals di atas panggung.

“Pertemuan saya dengan emaknya, dengan ibunya. Ini bukan gombal, ini asli, dan kita janjian, tanggal ini untuk membentuk sebuah keluarga yang oke, yang Sakinah Mawaddah Wa Rahma dan sudah hampir 40 tahun. Nggak kerasa, “22 Januari”,” tambah iwan disambut tawa dan riuh penonton.

Cinta pada keluarga, Iwan Fals tuangkan di konser “Nyanyian yang Tersimpan”

Penampilan Iwan Fals di konser “Nyanyian yang Tersimpan”, (Mahardian Prawira/MoneySmart.id).

Lagu “22 Januari” emang menceritakan kisah pertemuan Iwan bersama sang istri dan akhirnya melabuhkan cinta keduanya ke jenjang pernikahan saat itu. Gak cuma itu, Iwan Fals juga melanjutkan penampilannya dengan lagu “Ikrar”, “Bunga Kayu di Beranda”, “Berkaca Pada Genangan Hujan”, dan “Berapa”.

Dengan menambah temponya, Iwan Fals gak mau cuma terlihat manis di depan penonton yang hadir pada malam itu. Musik yang enerjik dan menghentak panggung, Iwan Fals berhasil menyanyikan lagu “Serdadu”.

“Di Ciracas, ada oknum tentara di keroyok tukang parkir, kantor polisi dibakar. Gimana nasib kita-kita ya, orang sama itu gak takut, sama ikut baru takut. Serdadunya kurang makan, latihan terus nggak perang-perang ya repot,” tambahnya dan disambut tawa penonton.

Lagu “Mimpi yang Terbeli”, “PHK”, “Pesawat Tempurku”, “Balada Orang-orang Pedalaman”, dan “Harapan Tak Boleh Mati” juga dibawakan Iwan Fals di konser “Nyanyian yang Tersimpan”.

Meskipun udah gak muda lagi, kualitas vokal bapak tiga anak ini masih terdengar prima lho. Gimana gak prima, nada tinggi dan teriakan di atas panggung, napas Iwan pun masih kuat buat menyanyikan lagu “Nyatakan Saja”.

Lagu “Adalah” dan “Untukmu Indonesia” merupakan dua lagu penutup di e-concert “Nyanyian yang Tersimpan” dari Iwan Fals. Aksi panggungnya malam itu emang bisa diacungi jempol. Tatanan lampu yang minimalis dan kualitas audio nyaris gak terdengar kurang malam itu.

Iwan pun sangat pintar buat mengatur flow penampilannya pada malam itu. Dengan sedikit orasi di atas panggung menceritakan pengalaman dirinya yang udah melewati masa-masa yang beda.

Iwan Fals pun juga menceritakan kecintaan dirinya pada istri dan anak-anaknya. Gimana ia membuat lagu buat sang buah hati, lalu gimana dirinya bertemu dengan sang istri dituangkan dalam lirik dan lagu.

“Banyak lagu-lagu yang perlu dinyanyikan ulang. Kalau soal “Bongkar”, “Bento” gampang lah ya pada tahu itu. Tapi yang lebih penting gimana caranya harus bongkar itu, gimana caranya supaya nggak jadi bento itu. Yang penting silaturahmi itu,” pungkas Iwan Fals di atas panggung. (Editor: Mahardian Prawira). 

Belum ada Komentar untuk "Orasi dan Cinta Iwan Fals di Konser “Nyanyian yang Tersimpan”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel